JAKARTA SULIT TERBEBAS BANJIR


JAKARTA SULIT TERBEBAS BANJIR

Oleh : Udin Nasikhudin

Jakarta sebagai ibu kota negara yang merupakan pusatnya pusat yaitu pusat pemerintahan, pusat perdagangan, pusat pendidikan, pusat industri, pusat pariwisata dan lain-lain. Kondisi yang demikian banyak menarik penduduk dari berbagai daerah.
Dengan banyaknya migran ke Jakarta maka kompleksitas pun terjadi dari masalah sosial sampai masalah fisik wilayah.
Contoh masalah yang komplek yaitu masalah penanggulangan banjir, Jakarta sebenarnya sejak jaman Belanda sudah pernah terkena banjir namun karena penduduknya belum banyak, masalah ini belum serius.
Jakarta sekarang padat dengan penduduk, pemerintah telah berusaha untuk menanggulangi banjir namun di pihak lain sebagian masyarakat belum sadar akan bahaya banjir, sehingga banyak daerah-daerah pinggir sungai dijadikan perumahan yang mempersempit sungai dan air menjadi sulit mengalir, begitu pula kesadaran sebagian masyarakat dalam membuang sampah, sering sungai menjadi sasaran yang paling enak karena sungai merupakan daerah yang tak bertuan.
Penanggulangan banjir yang selama ini dilakukan masih sulit dibayangkan dapat mengatasinya. Lebih dari 10 anak sungai mengalir ke Jakarta. Bila dilihat dari topografi, curah hujan, dan budaya masyarakat maka penanggulangan tersebut belum seimbang dan sampai kapan Jakarta terbebas dari Banjir susah untuk di jawab. Dari hasil pengkajian curah hujan di DKI Jakarta setiap bulan pernah terjadi hujan lebat atau lebih 50 mm per hari, hal ini mengidentifikasikan bahwa banjir akan selalu mengancam DKI Jakarta dengan kemungkinan terbesar bulan Pebruari menyusul Januari dan Desember.
Banjir bagi sebagian orang merupakan bencana yang menakutkan karena bencana ini dapat terjadi setiap saat dan dapat mengakibatkan kerugian jiwa, harta dan benda.
Kejadian banjir sulit untuk dicegah, namun dapat dikendalikan dan dikurangi dampak kerugian yang diakibatkannya. Karena datangnya relatif cepat, untuk mengurangi kerugian akibat bencana tersebut perlu dipersiapkan penanganan secara cepat, tepat dan terpadu.
Untuk melaksanakan tugas tersebut diperlukan manajemen banjir. Bahaya banjir’ merupakan satu fenomena atau kejadian yang mewujudkan ancaman atau bahaya kepada manusia.
Mungkin ada sebagian masyarakat yang dari lahir sampai meninggalnya memang bertempat tinggal di daerah banjir dan sudah pasrah akan keadaan demikian.
Sebenarnya yang selama ini banjir di permasalahakan oleh masyarakat disisi lain memberi manfaat meskipun tidak seimbang dengan kerugiannya. Sebagian anak-anak melihat Banjir merupakan sarana bermain Banjir juga membawa manfaat bagi tukang becak; tukang becak mendapat keuntungan karena kebanyakan warga yang terkena banjir lebih memilih menyelamatkan dengan menaik becak agar baju dan barang-barang bawaannya tidak basah.
Para pemancing dapat memancing ikan di sekitar banjir, yang biasanya ikan dari empang atau kolam banyak yang terbawa arus banjir sehingga orang dapat mancing ikan dimana saja di daerah yang terkena banjir.
Tukang dorong kendaraan; mereka mendapat upah dari mendorong kendaraan yang mogok di tengah banjir, dan perajin rakit atau perahu yang mereka buat dapat membantu warga untuk menyelamatkan barang-barang mereka, terkadang tim SAR membeli/ menyewa perahu mereka.