Indek Osilasi Selatan

Rumus

Indek Osilasi Selatan
Indek Osilasi Selatan merupakan indek yang menggambarkan perbedaan tekanan udara dekat permukaan laut di kawasan Tahiti (PTahiti) dan Darwin (PDarwin). Adapun rumusnya ialah:
Faktor pengali 10 dalam persamaan di atas tidak selalu digunakan. Biro Meteorologi Australia menggunakan rumus di atas dalam menghitung SOI. Selanjutnya nilai SOI dikelompokkan menjadi 5 fase yaitu (Stone et al., 1996):
1. Fase 1: konstan negatif (Constantly Negative)
2. Fase 2: konstan positive (Constantly Positive)
3. Fase 3: menurun cepat (Rapidly falling)
4. Fase 4: meningkat cepat (Rapidly rising)
5. Fase 5: mendekati nol (Near Zero)

Kondisi El-Nino biasanya digambarkan oleh fase konstan negatif dan fase
Menurun cepat ( Fase 1+3 ), sedangkan La-Nina oleh konstan positif dan
Fase meningkat cepat ( Fase 2+4 ), dan kondisi normal oleh fase mendekati
Nol ( Fase 5 ), Pada bulan Mei 2010 tampak nilai SOI berada pada fase
Konstan positif yang cenderung berpotensi La Nina yang secara umum
memberikan potensi curah hujan tinggi.
Suhu permukaan laut ( SST ) perairan wilayah Indonesia sepanjang tahun2009 dan 2010 hangat, kondisi terhangat dan tetap konsisten sejak awal Maret 2010
( 29 – 30° ) dan kondisi tersebut dapat memberikan pengaruh cukup dominan terhadap pola cuaca di Indonesia sehingga potensi hujan tinggi.

Berdasarkan analisis kejadian diatas dapat disimpulkan Indeks Osilasi Selatan ( SOI ) sejak Oktober 2009 sampai dengan Januari 2010 bernilai negatif berkisar -6.7 s/d -10.1. Nilai ini tidak terlalu signifikan pengaruhnya ( < +10 dan > -10 ) terhadap pengurangan hujan di Indonesia. Kondisi ini secara umum memberikan indikasi bahwa selama kejadian El Nino, aktifitas sirkulasi angin pasat tenggara ( southeast trade wind ) tidak terlalu mengganggu di wilayah Indonesia, sedangkan pada bulan April dan Mei 2010 tampak nilai SOI berada pada fase rapidly rising dan konstan positif, hal ini cenderung berpotensi La Nina yang secara umum memberikan potensi curah hujan tinggi.
Suhu permukaan laut ( SST ) perairan wilayah Indonesia sepanjang tahun2009 dan 2010 hangat, kondisi terhangat dan tetap konsisten sejak awal Maret 2010
( 29 – 30° ) dan kondisi tersebut dapat memberikan pengaruh cukup dominan terhadap pola cuaca di Indonesia sehingga potensi hujan tinggi.
Berdasarkan analisis kejadian diatas dapat disimpulkan Indeks Osilasi Selatan ( SOI ) sejak Oktober 2009 sampai dengan Januari 2010 bernilai negatif berkisar -6.7 s/d -10.1. Nilai ini tidak terlalu signifikan pengaruhnya ( < +10 dan > -10 ) terhadap pengurangan hujan di Indonesia. Kondisi ini secara umum memberikan indikasi bahwa selama kejadian El Nino, aktifitas sirkulasi angin pasat tenggara ( southeast trade wind ) tidak terlalu mengganggu di wilayah Indonesia, sedangkan pada bulan April dan Mei 2010 tampak nilai SOI berada pada fase rapidly rising dan konstan positif, hal ini cenderung berpotensi La Nina yang secara umum memberikan potensi curah hujan tinggi.